TUGAS FISIKA
Para ahli fisika mengklasifikasikan zat cair
dan zat gas sebagai fluida atau cairan, didasarkan pada fakta bahwa keduanya
sama-sama dapat mengalir. Meskipun udara, air dan oli mungkin tampak seperti
zat yang sangat berbeda, ketiganya memiliki prinsip dan hubungan matematika
yang sama. Bahkan, tes aerodinamis dasar kadang-kadang dilakukan di bawah air. Inti
dari masalah adalah bahwa di angkasa yang tampak kosong, sebenarnya terdapat
lapisan cairan yang sangat besar. Dan penggunaan aplikasi fisika yang tepat
dapat memungkinkan bagi manusia untuk bisa melintasinya.
Agar bisa terbang, pesawat harus bisa
memanfaatkan empat gaya aerodinamis dasar yaitu lift (gaya angkat), weight
(berat), thrust (gaya tolak atau dorongan) dan drag (gaya gesek atau hambatan).
Anda dapat membayangkan keempat gaya tersebut sebagai empat lengan yang menahan
pesawat di udara, yang masing-masing menarik dari arah yang berlainan.
mari kita coba jawab secara ilmu dasar pesawat
bisa terbang, pasti pesawat bisa terbang karena adanya sayap ( wing ), desain
aerodinamis, dan mesin ( engine ). Lalu bagaimanakah pesawat bisa
terbang?. apa hanya dengan komponen tersebut pesawat bisa terbang hingga keatas
tanpa adanya suatu gaya?. tentu tidak. Karena pesawat bisa terbang akibat
adanya gaya angkat ( lift ), dorongan ( push ) dari engine dan juga desain
aerodinamis yang mampu memberikan tekanan kebawah sehingga pesawat bisa naik
keatas.
Secara
ilmu pesawat maksud dari gaya tersebut disebut dengan Hukum Bernouli, dengan bunyi Semakin Tinggi Kecepatan Fluida, Maka
Tekanannya Semakin Rendah. Udara di atas sayap pesawat memiliki tekanan
yang lebih rendah daripada udara di bawah sayap pesawat sehingga terjadilah apa
yang dinamakan dengan gaya angkat ( lift ). Selain itu ada juga Hukum Newton III, yang menyatakan Dimana Ada Reaksi
Disitu Ada Aksi. Maksudnya, dimana engine membuat gaya dorong ( reaksi
), disitulah bisa terjadi gaya Hukum
Bernouli ( aksi ) Dan jangan lupa, tanpa adanya daya kerja
dari Engine ( Mesin Pesawat ) pesawat
tidak akan bisa terbang karena tidak terdapat gaya dorong, dalam istilah
penerbangan hal ini disebut dengan AOA ( Angle Of Attack ).
Dorongan dan
Hambatan
Gaya tolak atau dorongan baik yang disebabkan
oleh baling-baling atau mesin jet, adalah kekuatan aerodinamis yang mendorong
atau menarik pesawat maju melalui ruang. Kekuatan aerodinamis lawannya adalah
gaya gesek atau hambatan yang menghambat gerakan suatu benda melalui fluida
(atau tidak bergerak dalam fluida yang bergerak, seperti yang terjadi ketika
anda menerbangkan layang-layang).
Jika anda mengeluarkan tangan anda keluar dari
jendela mobil saat mobil bergerak, anda akan mengalami demonstrasi sederhana
dari hambatan ini. Jumlah gaya yang dibuat tangan anda tergantung pada beberapa
faktor, seperti ukuran tangan anda, kecepatan mobil dan kepadatan udara. Jika
anda memperlambat kecepatan mobil, anda akan merasakan bahwa hambatan di tangan
anda akan menurun.
Kita dapat melihat contoh lain dari
pengurangan gaya gesek dengan udara ini saat kita menonton balap moto gp, atau
balap motor lainnya. Setiap kali para pembalap mendapatkan kesempatan, mereka
akan merapatkan badan mereka serapat mungkin dengan motornya. Dengan membuat
diri mereka menjadi "lebih kecil", gaya gesek yang mereka ciptakan
akan menurun, sehingga mereka dapat melaju dengan lebih cepat melintasi sirkuit
balap.
Sebuah pesawat jet penumpang selalu menarik
roda pendaratannya setelah lepas landas untuk alasan yang sama, yakni untuk
mengurangi gesekan dengan udara. Sama seperti pembalap motor, para pilot ingin
membuat pesawat mereka sekecil mungkin. Selain itu, jumlah gesekan yang
dihasilkan oleh roda pendaratan dengan udara sangat besar, begitu besarnya
sehingga pada kecepatan jelajah, roda tersebut dapat langsung patah dan
terlepas dari pesawat.
Agar pesawat dapat terbang, gaya tolak harus
sama atau lebih besar dari gaya gesek. Jika jumlah gaya gesek menjadi lebih
besar dari jumlah gaya tolak, pesawat akan melambat. Jika gaya tolak meningkat
hingga lebih besar dari gaya gesek, maka pesawat akan melaju lebih cepat.
Berat dan Gaya
Angkat
Berat merupakan gaya yang menarik pesawat ke
arah Bumi. Setiap benda di bumi memiliki berat, hasil dari gravitasi dan massa.
Sebuah pesawat penumpang Boeing 747-8, misalnya, memiliki berat lepas landas
maksimum 487,5 ton.
Lawan dari berat adalah gaya angkat. Gaya
angkat ini dicapai melalui penggunaan sayap, yang juga dikenal sebagai airfoil.
Seperti gaya gesek, gaya angkat hanya ada pada fluida bergerak. Tidak masalah
jika benda tersebut diam dan cairan yang bergerak, atau jika cairan diam dan
benda yang bergerak untuk melaluinya. Yang penting adalah perbedaan relatif
kecepatan antara benda dan cairan.
Gaya angkat pada pesawat terjadi ketika udara
melewati sayap. Sayap membagi aliran udara dalam dua arah, ke atas sayap dan
turun di sepanjang bagian bawah sayap. Sayap dibentuk dan dimiringkan
sedemikian rupa sehingga udara yang mengalir di atas sayap bergerak lebih cepat
dari udara yang mengalir di bawahnya. (Klik next pada video di atas untuk
melihat ilustrasinya).
Ketika udara mengalir di sebuah benda dan
menemukan sebuah rintangan (seperti tonjolan atau peningkatan mendadak pada
sudut sayap), jalur udara akan menyempit dan kecepatan aliran udara akan
meningkat. Setelah melewati rintangan tersebut, jalurnya kembali melebar dan
aliran akan melambat lagi. Jika anda pernah menyiram tanaman dengan menggunakan
selang, anda dapat mengamati prinsip ini. Dengan sedikit menutupi selang, anda
mempersempit jalur aliran cairan, dan mempercepat laju air. Ketika anda
melepaskannya, aliran air kembali ke keadaan sebelumnya.
Ketika kecepatan udara meningkat, tekanannya
akan menurun. Jadi, udara yang bergerak lebih cepat di atas sayap, tekanannya
akan lebih rendah dibandingkan udara yang bergerak lebih lambat di bawah sayap.
Hasilnya adalah gaya angkat ke atas dan pesawat pun dapat terbang melayang di
udara. Dalam bidang dinamika fluida, hal ini dikenal sebagai prinsip Bernoulli.
Comments
Post a Comment